Senin, 15 September 2025

Sekolah Rakyat Sarana Pendidikan Ideal Bagi Warga Perbatasan dan Desa Terpencil

 

Sekolah Rakyat - sumber detikcom
Oleh Harmen Batubara

Kalau ingat masa lalu, khususnya yang terkait Pendidikan di daerah perbatasan dan desa tertinggal. Inilah yang saya tuliskan waktu itu. Cobalah lihat bagaimana kondisi pendidikan warga kita di desa Tanjung Datu, Kal Barat; di desa Binter, Lumbis Ogong; di simantipal atau Sinapad perbatasan Kalimantan Utara; bisa juga di desa Pegunugngan bintang, atau di desa muting perbatasan Papua; atau di Naibenu; Noemuti; dan  Noemuti Timur di perbatasan Timor Leste; kondisinya sungguh jauh dari memadai.

Masalahnya itu umumnya, sarana berupa ruang-rung Kelas yang tidak berfungsi, tidak ada kapur tulis, tidak ada buku pelajaran. Ruang kelas yang kumuh dan tidak mempunyai MCK. Kondisi guru-gurunya juga tidak lebih baik; secara fisik mereka tinggal di Kota Kabupaten atau Kecamatan jauh dari lokasi tempat mereka mengajar. Akibatnya kehadiran mereka hanya bisa mencapai 40% dalam setahun. Bisa dibayangkan dengan petugas-petugas sekolah lainnya atau semacam pembantu dan sekaligus penjaga sekolah, lebih parah lagi.

Hal yang juga tidak kalah memperihatinkannya adalah kondisi ekonomi para orang tua siswa tersebut. Mereka adalah masyarakat peramu, yang kalau di Kota bisa kita sebuat sebagai tenaga serabutan, kaum pemulung. Penghasilan mereka sepenuhnya masih tergantung dengan kemurahan alam, seperti berburu, mencari kulit kayu manis, cari damar dll yang hanya bisa menopang kehidupan yang sangat-sangat sederhana. Kalau mereka sempat sakit, maka tamatlah sudah. Kemana mau mintak pertolongan? Ke Puskesmas? Yang ada hanya Plang namanya saja, ruangan tidak punya kalau beruntung warga masih punya bidan atau perawat desa. Mereka senang sekali kalau bisa membantu, tetapi karena mereka juga tidak punya apa-apa? Yang masih ada hanya sebatas pemberi semangat, dan doa semoga lekas sembuh. Sementara di negara tetangga, Puskesmas itu ada dan real fungsinya. Puskesmas mereka nyata ada baik secara fisik, maunpun non fisik. Mereka punya petugas yang diberi gaji dan tunjanga-mereka punya sarana peralatan kesehatan. Mereka punya sarana tempat menginap pasien dll. Puskesmas mereka sangat dekat dengan warga.

 Sekolah Rakyat Berasrama

Tapi kini secara perlahan ada harpan baru. Yakni dengan hadirnya Sekolah Rakyat. Sekolah Rakyat adalah program pendidikan yang diinisiasi oleh pemerintah Indonesia untuk memberikan akses pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.

Sekolah Rakyat didirikan sebagai upaya pemerintah dalam memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. Program ini ditujukan untuk anak-anak yang berasal dari keluarga yang termasuk dalam desil 1 dan 2 berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), yaitu kelompok dengan kondisi ekonomi paling rentan.

Program ini bertujuan untuk memberikan akses pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin. Selain itu, Sekolah Rakyat menyediakan lingkungan belajar yang kondusif dengan fasilitas yang memadai. Anak-anak yang bersekolah di program ini juga mendapatkan keterampilan akademik dan non-akademik guna meningkatkan peluang kerja di masa depan. Selain aspek akademik, program ini juga menanamkan karakter kepemimpinan, nasionalisme, serta kemandirian bagi para siswa.

Secara Bertahap Harapan Itu Kian Nyata

Kini sudah ada 100 Sekolah Rakyat yang sudah beroperasi. Menurut Presiden, pencapaian 100 sekolah rakyat tidak lepas dari kerja keras lintas kementerian, mulai dari Kementerian Sosial, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, hingga dukungan tenaga pengajar serta pengelola asrama.

Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen pemerintah dalam memperluas akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga pra sejahtera. Hal ini ia sampaikan saat meninjau langsung Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) Margaguna, Jakarta Selatan, pada Kamis (11/9/2025).

“Hari ini saya meninjau salah satu sekolah rakyat. Saat ini sudah ada 100 sekolah yang beroperasi. Saya mendapat laporan, akhir September nanti jumlahnya akan bertambah menjadi 165 sekolah rakyat,” ungkap Presiden.

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa kehadiran Sekolah Rakyat menjadi titik awal terwujudnya harapan baru bagi anak-anak bangsa.

Presiden Prabowo menekankan bahwa program ini lahir dari keprihatinan terhadap kondisi sebagian rakyat yang masih berjuang menikmati arti kemerdekaan yang sesungguhnya. Sekolah Rakyat, menurut Presiden, menjadi jawaban untuk mewujudkan kemerdekaan bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya dalam mengakses pendidikan.

“Yang jelas kita sudah mulai melihat titik-titik harapan. Kita sudah melihat cerahnya anak-anak yang mungkin tadinya risau apa yang akan terjadi,” ucapnya.

 

Tidak ada komentar: