Pertahanan Ibu Kota Negara Nusantara

Pertahanan Ibu Kota Negara Nusantara

Oleh harmen batubara

Laut China Selatan adalah wilayah yang diperebutkan, dengan beberapa negara mengklaim kedaulatan atas berbagai pulau dan zona maritim. Amerika Serikat telah menyatakan dukungan untuk kebebasan navigasi di wilayah tersebut dan telah melakukan latihan militer di wilayah tersebut, yang dianggap China sebagai provokasi. Saat ketegangan meningkat, risiko konflik militer antara dua negara adidaya di wilayah tersebut tetap tinggi.

Kawasan Asean khususnya lokasi disekitar Indonesia merupakan kawasan konflik yang paling potensial jadi ajang konflik regional khususnya antara Amerika Serikat plus sekutunya dengan China dengan kolaborasinya. Kedua belah pihak sudah lama membangun pengaruhnya di kawasan, misalnya China dengan Sabuk Jalur Sutranya dengan membangun infrastruktur yang saling mensejahterakan sementara Amerika dengan Strategi Indo Pasifiknya membangun kekuatan-kekuatan baru dengan arsenal yang lebih unggul.

Pertahanan Ikn Nusantara

Kita tahu. Merancang pertahanan sebuah ibu kota negara adalah tugas yang kompleks dan beragam yang membutuhkan perencanaan, koordinasi, dan implementasi yang cermat. Rancangan pertahanan itu meliputi :

MeLakukan penilaian ancaman: Memahami  situasi politik dan militer di kawasan, melihat siapa bakal musuh dan kemampuan musuh potensial, dihadapkan dengan infrastruktur penting serta landmark di ibukota yang perlu dipertahankan.

Baca Juga  :  TNI Perlu Punya KoopSus Separatisme

Mengembangkan strategi pertahanan berlapis: Strategi pertahanan berlapis melibatkan perancangan keamanan berlapis untuk melindungi kepentingan  nasional.  Pertahanan ini dimulai dari kemampuan menghancurkan potensi musuh di negaranya sendiri; di zona eklusif ekonomi ; di wilayah territorial, di garis pantai dan di wilayah kita sendiri.Setiap lapaisan pertahanan ini dibangun terintegrasi dengan satuan-satuan terkait yang jadi tupoksinya.

Memanfaatkan teknologi: Teknologi modern sangat vital dan penting dalam pertahanan ibu kota negara. Ini dapat mencakup sistem pengawasan canggih ( Radar), kendaraan udara tak berawak (UAV), dan teknologi canggih lainnya yang dapat memberikan kesadaran situasional waktu nyata dan membantu mengidentifikasi potensi ancaman sebelum terwujud.

Menetapkan struktur komando dan kendali: Struktur komando dan kendali yang kuat sangat penting untuk memastikan koordinasi dan komunikasi yang efektif di antara berbagai elemen yang terlibat dalam mempertahankan ibu kota negara. Kita tahu kita punya Kohanudnas, punya Kosek, punya Kogabwilhan, punya Kodam, Kodim Dst.dst.

Solusi Keamanan Siber: Karena infrastruktur dan sistem komunikasi yang lebih kritis menjadi digital, penting untuk menerapkan solusi keamanan siber yang kuat. Ini dapat mencakup firewall, sistem deteksi dan pencegahan intrusi, dan teknologi enkripsi untuk melindungi dari serangan dunia maya. Solusi keamanan siber juga dapat digunakan untuk memantau dan menganalisis media sosial dan komunikasi digital lainnya untuk mengidentifikasi potensi ancaman atau aktivitas ekstremis.

Indonesia memiliki 20  titik radar udara yang disebut dengan Satuan Radar (Satrad) milik TNI Angkatan Udara (AU) di bawah Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas).

Kohanudnas memiliki empat Komando Sektor (Kosek) yang meliputi beberapa provinsi. Mereka adalah Kosek I di Jakarta, Kosek II di Makassar, Sulawesi Selatan; Kosek III di Medan, Sumatra Utara; dan Kosek IV di Biak.

Kosek I dan Kosek II masing-msing memiliki enam titik radar, Kosek III dan Kosek IV masing-masing memiliki 4 titik radar. Jadi, total ada 20 titik radar.

Indonesia juga sudah mempunyai Kogabwilhan dengan  Makogabwilhan I berada di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Sedangkan Makogabwilhan II di Balikpapan, Kalimantan Timur dan Makogabwilhan III berada di Biak, Papua.